Sabtu, 14 April 2012

Arwah Ft Software

Guru sejati tidak ubahnya rasa sejati… (sang hidup/nyawa). Dia ibarat sumberdaya (kalau komputer ya sumber listriknya agar komputer bisa hidup). Jika Sang Pencipta diibaratkan matahari, maka rasa sejati adalah sinarnnya yang menerangi dunia, di mana sinar itu berwujud rasa sejati pada semua makhluk hidup tanpa terkecuali.

Sementara sukma adalah sebuah ‘materi gaib’ (atau biasa disebut roh) yang terbentuk dalam diri manusia, yang berfungsi sebagai software bagi perangkat keras (otak, tangan, kaki, mata, hidung dsb).

Maka jika ada orang yang bisa ilmu raga sukma, maka sukmanya bisa keluar dari tubuh, namun tubuh orang tersebut tidak mati, alias masih bernapas. Ini yang keluar adalah sukmanya, bukan rasa sejatinya. Atau orang yang mati koma, maka sukmanya atawa softwarenya tidak bisa bekerja sempurna, meski hardwarenya masih lengkap, namun dia tetap bisa bernapas.

Otak adalah hardware, sementara akal pikiran adalah softwarenya, mata adalah hardware sementara indera penglihatan adalah softwarenya. Maka jika ada orang punya hardware (mata) namun tidak ada softwarenya, maka dia tidak bisa melihat, alias instal software dari Sang Pencipta tidak sempurna. Sama seperti printer yang dicolokkan ke CPU namun tidak bisa digunakan karena tidak ada softwarenya. Kumpulan software inilah yang disebut sukma (ini kata almarhum ayah saya lo), kalau dalam komputer disebut sistem operasi lah (semacam windows gitu)

Nah, software ini berkembang sesuai usia, berasal dari bumi (sari-sari makanan). Bayi belum memiliki dendam atau benci atau iri hati karena softwarenya masih sederhana, namun bayi memiliki rasa panas yang sama dengan manusia dewasa jika terslomot api, atau memiliki rasa haus yang sama dengan manusia dewasa. Jadi kita bisa membedakan mana yang rasa sejati ‘langsung’ anugerah dari Sang Pencipta, dan software yang tidak
langsung alias melalui proses dulu.

Jika rasa sukma tergantung pada panca indera (rasa marah, benci, suka tergantung apa yang dengar, lihat dan pikirkan), maka rasa sejati adalah energi sejati yang diam, statis dan kosong. Kosong di sini berarti tentram. Makanya jika anda tidak tentram, berarti ada yang mengusik rasa sejati (hati nurani) kita. Meski otak dan pikiran mencoba memanipulasi atau membantah, hati nurani tidak bisa berbohong.

Maka arwah-arwah penasaran bisa dikatakan sekumpulan software-software yang lepas dari raga dan tidak tahu arah tujuannya. Sementara sang rasa sejati kembali ke asal energinya. Jika komputer dimatikan, maka energi listriknya kembali ke generatornya (PLTU). Bagaimana supaya tidak menjadi arwah penasaran? Ya harus banyak-banyak mendengarkan rasa sejatinya.. jangan memperbesar nafsu softwarenya…

Rasa sejati selalu memberi warning dengan cara sederhana, yakni jika anda mulai menyinggung kondisi nol alias mengusik ketentraman rasa dalam hati anda, berarti anda berbuat salah. Jika anda berbuat sesuatu dan anda tentram, berarti tidak ada apa-apa alias damai-damai saja. Gitu aja kok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar