Rabu, 04 April 2012

Kebebasan Beragama

Islam itu bukan sekedar “merck” nama atau sekedar “branded”, tapi bermakna dan mempunyai pengertian “selamat”, “damai”, aman sentosa, ajeg lurus kepada Tuhan yang satu saja. Dalam bhs jawa bisa diartikan laras ayem tentem.

Demkian pula ajran kejawen arah nya menuju selamat damai sentosa, laras ayem tentrem ber tuhan kepada Tuhan yang satu. Siapapun nama Tuhan itu, Dia sebagai penguasa alam(rabbul ‘alamin/pengurus alam) atau bisa disebut sanghyang jagad, Gusti pengeran. dll

Selanjutnya esensi nya memelihara prilaku budi pekerti luhur (akhlaqul kharimah), jadi tak ada bedanya ajran islam dan kejawen sama-sama menuju kedamaian dan keselamatan, sehingga di dalam islampun muncul istilah islam kejawen, islam yang menyatu dengan tradisi budaya kearifan lokal di tanah jawa, juga di wilayah lainnya.

karena sifat islam rahmat lil ‘alamin, artinya sebuah agama harus mampu menyatu dengan seluruh kondisi alam dan kearifan lokal manapun. Bila agama tsb tak bisa menyatu dengan tradisi budaya dan kearifan lokal di muka bumi, maka itu bukanlah agama dan tak layak menyandang rahmat lil ‘alamin.

Keinginan untuk meninggikan agama dalam keyakinan diri, tentu harus dibarengi degan konsep-konsep yang menyatu dengan seluruh alam, melalui akhlak prilaku budi pekerti luhur dalam pengamalan nyata di kehidupan sehari-hari bersama makhluk Tuhan siapapun dia agama dan keyakinan nya.

Agama tidak cukup hanya dinyatakan melalui kata-kata dalil-dalil, namun dalil-dalil itu perlu di aplikasikan oleh anggota tubuh melalui fikiran dan hati yang selamat, serta menlamatkan diri sendiri dan orang lain disekitar kita.

Keyakinan tak membutuhkan merck, branded, atau hanya sekedar nama tanpa arti dan makna. Bila memang agama itu makna nya selamat dan menyelamatkan, tinggal kita buktikan saja dalam kehidupan bersama. Apakah sebuah jalan hidup itu berkedudukn sebagai konsep, ajaran atau agama, semua itu tanpa adanya keyakinan (keimanan) yang benar dalam akhlaq prilaku budi pekerti luhur, maka itu hanya sebuah kulit cangkang yang takan pernah mencapai isi, esensi maupun substansi nya.

Akhirnya sebah agama, ajran dan keyakinan, semuanya menjadi agememan diri/pakaian jiwa, atas keimanan dan ketaqwaan nya, percaya dan tunduk patuh terhadap hukum-hukum absolut yang tampak nyata pada diri dan alam semesta jagad raya, dan bukan sekedar katanya dalil dan tulisan saja.

salam berkah selamat untuk seluruh makhluq Tuhan….

Pancasila : Di’gali’ oleh (alm) Bung Karno. Tapi, kalau kita berbicara mengenai PENAFSIRAN Pancasila, apa tolak ukurnya ? Siapa yang menjadi wasit yang mengatakan penafsiran Pancasila si A betul dan penafsiran si B salah ? Dulu,di sekolah/universitas ada mata pelajaran Pancasila, tapi yang betul adalah Pancasila versi …. pemerintah.


Contohnya : Ini sering saya tulis disini, atas dasar apa pemerintah membatasi jumlah agama di Indonesia ? Cuma ada se …. gelintir agama yang SAH diakui pemerintah – Islam,Kristen,Katholik,Buddha,Hindu,Konghucu. Apa pemerintah ini …. Tuhan, kok ngatur2 orang dalam beragama ?? Bagaimana dengan agama Bahai, Jainisme,Hare Krishna, Jedi -isme,Sapto Darmo,Subuh, Lia Eden ,Tan-wudeledowo-an,dll ?

Indonesia adalah salah satu negara yang ikut mengesahkan DEKLARASI HAK HAK ASASI MANUSIA dari PBB. Pasal 18 mengatakan ,kurang lebih: Semua orang mempunyai hak kebebasan berpikir, menuruti kata hati (nurani) dan kebebasan beragama. Dalam hak ini termasuk kebebasan untuk berganti agama atau kepercayaan dan hak untuk menyatakan agama atau kepercayaannya sendiri atau dengan orang lain ….
Sila pertama tidak membatasi jumlah agama, betul tidak ? UUD 1945 kita kan sebetulnya mengamini ini juga ?!

Kemanusiaan yg adil dan beradab : Kita tahu golongan Ahmadiyah yang dikuya-kuya di Nusantara; rumah mereka dibakar, orang-orangnya digebuki, bahkan dibunuh …. Padahal kaum Ahmadiyah ini sudah ada sejak SEBELUM Proklamasi 17 Agustus 1945. Ahmadiyah dilarang, FPI – yg suka nggebuki orang-orang yg tak sepaham dan JI dibiarkan ! … Dimanakah Kemanusiaan ? Mana keadilan ?

Oh ya, sejarah menunjukkan kita sebenarnya agak, eh hem lagi, kurang TOLERAN … Lho ? Lha saudara-saudara kita yang keturunan ….Tionghoa kan rutin dijadikan bulan-bulanan oleh kelompok-kelompok TERTENTU,Polisi,dll. Ya diperas, rumah-rumah/toko-toko mereka dibakar,dll. Pernah ada huru hara anti keturunan Arab ?? ‘Cina loe’, sering kita dengar, pernah dengar ‘Arab loe’ ?? Jangan salah paham, keturunan atau bahkan asli Cina,India,Arab,YAHUDI,dll, apa mereka semua bukan ciptaan Tuhan ?!

Kembali ke agama. Sebenarnya orang mau beragama, mau gonta ganti agama, mau TIDAK beragama, ini kan sah-sah saja ?! Hak ASASI jee … Wong beragama atau tidak kan urusan orang yg bersangkutan dengan Tuhan, atau dengan alam – dengan hukum karmanya – bukan dengan pemerintah atau orang lain. Di negara-negara …kafir seperti Amerika,Australia, dan Belanda, misalnya, orang mau beragama apa saja, atau mau tidak beragama, pemerintah tidak ikut campur. Mosok kita bangsa yang halus tutur kata/budi bahasanya dan ber Pancasila kalah toleran dengan negara-negara – ehhem – kafir tsb ? Bhinneka Tunggal Ika, apa iya ?

Sayang Bung Karno sudah wafat …. Kalau beliau masih ada, pasti beliau …kecewa
dengan praktek Pancasila sekarang, Pancasila yang beliau gali dari kearifan Nusantara …. Sayang Gus Dur juga sudah wafat … Sayang Cak Nur(cholis) Madjid juga sudah wafat …

Sebagai manusia Nusantara kita perlu sering melihat ke dalam diri kita sendiri,introspeksi, kita perlu selalu memanusiakan orang lain, seperti kita memanusiakan diri sendiri.

Salam Katresnan jati diri,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar